Di bagian sebelumnya, saya menceritakan keberhasilan Pemkab Gorontalo meraih WTP dari BPK. Sekarang, saya akan mengungkap peran Ci’i di balik anugerah ini. Jadi, apakah Ci’i benar-benar spesial? Di mana letak spesialnya? Temukan di bagian ini.
Blowing up
Setelah WTP diraih, sekarang giliran bagian humas yang bergerak. Untuk memastikan bahwa berita baik ini bisa tersebar luas ke seantero Gorontalo, salah satu bagian yang bertanggung jawab dengan populer-tidaknya pemimpin di sebuah daerah ini harus segera menulis beberapa berita berisi komentar dari para pejabat dan tokoh masyarakat setempat tentang anugerah ini. Setelah itu, berita tidak boleh didiamkan, tapi harus terpampang di beberapa kolom harian setempat seperti Gorontalo Post atau Radar Gorontalo. Isi beritanya biasanya sudah bisa ditebak; ucapan terima kasih pimpinan atas kerja keras semua pihak yang telah membantu tercapainya opini WTP ini. Dan ini pun tidak salah. Tidak ada yang salah dengan semua ini. Tapi sebagai orang dalam, saya hanya merasa ada sesuatu yang terlupakan di sini …. dan saya takut itu akan terjadi selamanya bila tidak ada yang mengingatkan.
Ci’i dan WTP
Diantara semua pegawai, mungkin Ci’i-lah satu-satunya yang layak disebut sebagai the real hidden hero dalam perolehan dua WTP ini. Mungkin saja di luar sana ada orang-orang khusus yang juga layak dianggap sebagai “pahlawan tersembunyi”. Tapi saya yakin, tidak ada yang mampu memberikan sumbangsih dengan cara yang sama persis dengan apa yang sudah diberikan oleh Ci’i, yakni dengan menjamin kebersihan DPPKAD dengan segenap daya dan upaya. Sekali lagi, tanpa publikasi.
Di kantor, Ci’i-lah orang yang membersihkan semua piring, sendok, dan gelas kotor hasil perbuatan kami para staff DPPKAD. Tidak terkecuali pegawai BPK. Beliaulah yang membuat keempat kamar mandi menjadi lebih manusiawi dan layak dipakai hingga sekarang. Beliaulah yang akan membereskan kertas-kertas tak terpakai, asbak yang penuh dengan abu, atau meja yang terkena minyak dari pisang goreng atau tumpahan air sorabba kami. Ci’i juga yang akan mencuci kain lap dan keset kaki di kantor kami. To put this shortly, Ci’i is simply a hero … too.
Kenapa Ci’i Spesial?
Well, memang demikianlah adanya, setidaknya bagi saya sendiri. Karena selain pernah bertugas di Pemkab Gorontalo, sebenarnya saya juga pernah berdinas di dua kantor pemda yang lain, keduanya masih berada di kepulauan sulawesi, tapi di luar sulawesi bagian utara. Sama seperti kantor-kantor pemda lain, kedua pemda ini pun tentunya memiliki tenaga kebersihan. Tapi anehnya, sejauh pengamatan saya, hasil pekerjaan mereka ternyata tidak sebagus Ci’i.
Ci’i menyapu, mereka juga menyapu tapi hasil sapuan Ci’i lebih terasa bagi saya. Mereka mengepel lantai, Ci’i juga melakukannya, tapi hasil pekerjaan Ci’i tampaknya masih lebih bagus. Dan yang paling penting, para tenaga kebersihan ini tentunya harus membersihkan kamar mandi dan lagi-lagi hasilnya adalah sama, sepertinya kamar mandi yang Ci’i bersihkan masih lebih unggul ketimbang kamar mandi yang dibersihkan oleh para tenaga kebersihan di dua pemda lainnya.
Dengan kata lain, jika kita mengangkat faktor kebersihan sebagai salah satu penyebab eksternal berhasilnya Pemkab Gorontalo meraih dua opini WTP untuk LKPD tahun 2009 dan 2010, maka Ci’i adalah “unsur” penting dalam pencapaian ini. Karena bukan tidak mungkin, andai saja DPPKAD Pemkab Gorontalo menukar tenaga kebersihannya yang sekarang dengan tenaga kebersihan dari dua pemda lain tadi, yang hasil pekerjaannya saya anggap masih di bawah Ci’i, itu berarti akan ada perubahan kualitas kebersihan kantor. Dan berubahnya kualitas kebersihan tempat kita bekerja sepertinya juga bisa merubah kinerja orang-orang yang beraktivitas di di dalamnya.
Pengandaian yang saya paparkan di atas memang belum pernah diuji coba, tapi dampak dari peristiwa menghilangnya pegawai sekelas Ci’i tentunya mudah sekali dibayangkan. Lantai yang kotor, meja dan kursi yang semrawut, toilet yang berbau, piring dan gelas yang tidak tercuci dengan baik adalah beberapa akibat yang akan diterima oleh seluruh pegawai DPPKAD Pemkab Gorontalo bila tenaga kebersihan sekelas Ci’i menghilang. Adakah yang mau kehilangan orang seperti Ci’i dalam perusahaannya? Mungkin saja ada, tapi orang/institusi yang mau mengganti orang seperti Ci’i haruslah berpikir dengan cermat karena sosok pengganti Ci’i haruslah mereka yang sekelas dengannya atau satu kelas di atasnya. Nah kalau seperti itu baru boleh.
To be continued (Ci’i vs Perusahaan Listrik Negara)